Cari Blog Ini

29 April 2008

melangkahi waktu

Melangkah sendiri ditengarai waktu
Ketika kebisuan sudah tidak menghasilkan apa jua
Di sanalah kedamaian itu akan menjadi lindap yang dalam
Aku pun menyusulmu mengitari untai demi untai
Setiap stasiun yang kusinggahi selalu menghasilan lekak dan lekuk
Menghalusinasi pekikan tertahan dan jerit kematian
Dan satu persatu senjata yang kugunakan patah
Menyumpal kata demi kata
Saat tiba waktunya engkau akan tahu
Setiap sore kurobek kemuning senja membungkusnya dengan rapi
Lalu setiap malam kuhadirkan dalam mimpimu
Namun ketika pagi menghunus dendam, kau pun mengeluarkan semuanya
lewat wc-wc yang kau temui
Aneh, rasa marah yang membunuhku semalaman berhambur
Mencari kehidupan sendiri
Menempel di setiap keinginan
Menghujani dengan pertanyaan
Membakar sampah di mulut yang terus terbuka
Menyabet perut yang dipenuhi sumpah serapah
Menjadi cacingcacing dan mengurai dagingdaging
Engkau menghilang lagi seakan aku nestapa bagimu
Rapuhnya detik membiar aku melangkahi waktu
Menatap malaikat dengan mata sembab
Dan aku tafakur menanti azab


Jogja, 26 Maret 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar