Cari Blog Ini

29 April 2008

sajak hitam

Pelayat datang bagai gagak hitam
Menyapu air mata keheningan
Dan keranda yang bergerak pelan
Adalah kepala naga yang murung
Embun menitik satu satu di atas kamboja
Dengan lincahnya
Permainkan segala haru ketiadaan
Tiada dapat duga bahwa kematian
Datang dan pergi sesuka hati
Tanah dengan setianya menunggu
Nisan telah ditancapkan separoh hati
Langit menangis awan menutup matahari
Esok pun begitu dan begitulah selanjutnya

Yogyakarta 10 Okt 98

Tidak ada komentar:

Posting Komentar