Ketika kudatangi dengan tangan penuh bunga
Engkau merogoh senyum yang tersembunyi
Ketika kusodorkan sesisip tawa
Engkau cabut tangis yang terselip antara bibirmu
Ketika kuceritakan merahnya jalanku
Engkau menjadi sebening embun pagi
Tapi saat kulantunkan lagu-lagu
Engkau bagai hening menyayat
Tapi saat kumainkan irama kehidupan
Engkau menjadi seonggok mayat
Tapi saat aku menari harinya biru
Engkau tersedu bak batu
Hari beranjak lembayung terbias
Janganlah lagi menjadi angin
Senja sudah tamaram suram
Sudahilah engkau menjadi gemericik hujan
Gelap mulai menjelang hitam
Tamatkanlah sudah cerita tentang sakit hati.
Yogyakarta 25 feb 2001
Tidak ada komentar:
Posting Komentar